Minggu, 04 Januari 2015

Makalah sejarah sosiologi dan perkembanganya








Makalah ini di sususn guna memenuhi tugas mata kuliah sosiologi
Disusun oleh:
1.Ivana safitri                                    (12014141009)
2.Aprilia Tri wahyuni                        (12014141017)
                   3.Mualim                                                    (12014141035)
4.Latia Ayu permata sari                      (1201414093)

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014




SEJARAH SOSIOLOGI DAN PERKEMBANGANNYA

BAB I
PENDAHULUAN
       A. Latar Belakang Masalah
       Pada umumnya orang melihat sosiolog sebagai pembimbing dan pengarah dengan dasar-dasar ilmiah bagi kemajuan dan pengembangan sosial. Auguste Comte yang pertama-tama memakai istilah sosiologi adalah orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dengan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dia menyusun suatu sistem matika dari filsafat sejarah, dalam kerangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda-beda. Menurut Comte ada tiga tahap perkembangan entelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Akhirnya sosiologi juga sering mempergunakan metode functionalism.
Motode-metode sosiologi tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali mempergunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya. Setelah mendapatkan gambaran dan pokok-pokok tentang ruang lingkup sosiologi berserta hubungannya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya dan teori-teorinya, perlu dijelaskan cara-cara sosiologi mempelajari obyeknya, yaitu masyarakat. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Unsur-unsur sosiologi tidak digunakan dalam suatu ajaran atau teori yang murni sosiologi akan tetapi sebagai landasan untuk tujuan lain. 

      B.Rumusan Masalah

         1.Bagaimana gambaran tentang sejarah  dan teori-teori sosiologi
         2.Bagaimana sosiologi dan sejarah perkembangannya
         3.Apa arti sosiologi dan perkembangannya

C.Tujuan

    1.untuk mengetahui gambaran tentang sejarah dan teori sosiologi
    2.untuk mengetahui bagaimana perkembangan sosiologi
    3.untuk menegetahui lebih dalam arti sosiologi














BAB II
PEMBAHASAN

       A.    Gambaran Ringkas Tentang Sejarah Teori-Teori Sosiologi
                  Suatu  teori pada hakikatnya merupakan antara dua fakta atau lebih atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris. Oleh sebab itu, dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu teori merupakan hubungan antara dua variable atau lebih, yang telah diuji kebenarannya. Suatu variable merupakan karakteristik dari orang-orang, benda-benda atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda, seperti misalnya, usia, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Teori-teori tersebut mempunyai beberapa kegunaan, antara lain :
a. Suatu teori atau beberapa teori merupakan ikhtisar daripada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut objek yang dipelajari sosiologi.
        b.Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang memperdalam pengetahuannya dibidang sosiologi.
     c.Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang dipelajari oleh sosiologi.
       d.Suatu teori akan sangat berguna dalam memgembangkan sistem klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta memperkembangkan definisi-definisi yang penting untuk penelitian.
       e.Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan proyeksi sosial, yaitu usaha untuk dapat mengetahui kearah mana masyarakat akan berkembang, atas dasar fakta yang diketahui pada masa yang lampau dan pada dewasa ini.
      2.Perhatian terhadap Masyarakat Sebelum Comte
     Sosiologi dapat dikatakan merupakan suatu ilmu pengertian yang relative muda usianya, karena baru mengalami perkembangan sejak masanya Comte tersebut.
  Seorang filosof barat yang untuk pertama kalinya menelaah masyarakat secara sistematis adalah Plato (429-347 S.M), Seorang filosof romawi. Sebetulnya plato bermaksud untuk merumuskan suatu teori tentang bentuk Negara yang bercita-citakan, yang organisasinya didasarkan pada pengamatan yang kritis terhadap sistem-sistem sosial yang ada pada zamannya. Plato menyatakan, bahwa masyarakat sebenarnya merupakan refleksi dari manusia perorangan. Intelegensia merupakan unsur pengendali,sehingga suatu Negara juga merupakan refleksi dari ketiga unsur yang berimbang atau serasi tadi.
      3.Sosiologi Auguste Comte (1798-18530
Auguste Comte yang pertama-tama memakai istilah : sosiologi adalah orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dengan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dia menyusun suatu system matika dari filsafat sejarah, dalam kerangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda-beda. Menurut Comte ada tiga tahap perkembangan entelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Petama dinamakan tahap teologis yaitu suatu tahap dimana mana manusia menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan-kekuatan yang di kendalikan roh dewa-dewa atau tuhan yang maha kuasa. Tahap kedua yang merupakan prkembangan dari perkembangan dari tahap pertama, adalah tahap mrtafisik. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekutan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat di ungkapkan. Pada tahap ini manusia masih terikat oleh cita-cita tanpa verifikasi, oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
Gagasan tentang adanya ketiga tahap tersebut, walaupun merupakan suatu fiksi, akan tetapi hal itu memberikan penerangan tehadap pikiran manusia, serta  secara psikologis merupakan suatu perkembangan yang penting. Ketiga tahap tadi dapat memenuhi fikiran manusia pada saat yang bersamaan, di mana kadang-kadang tiumbul pertentangan-pertentangan. Mengkaitkan industrialisasi dengan tahap tahap ketiga dari perkembangan fikiran manusia. Secara logis, maka dalam masa industri tersebut akan terjadi perdamaian yang kekal.
      B. Metode-metode dalam Sosiologi
Setelah mendapatkan gambaran dan pokok-pokok tentang ruang lingkup sosiologi berserta hubungannya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya dan teori-teorinya, perlu dijelaskan cara-cara sosiologi mempelajari obyeknya, yaitu masyarakat. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata didalam masyarakat. Didalam metode kualitatif termasuk metode historis dan metode komparatif yang keduanya dikombinasikan menjadi historis komparatif. Metode historis mempergunakan analisa atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam serta sebab-sebabnya. Perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan tersebut bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perikelakuan masyarakat pada masa silam dan masa masyarakat beserta bidang-bidangnya, untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan sekarang.
Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang ditelitinya dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, table-tabel dan formula-formula yang semuanya itu sedikit banyaknya mempergunakan ilmu pasti atau matematika. Metode kuantitatif adalah metode statistic yang bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis.
Akhirnya sosiologi juga sering  mempergunakan metode functionalism. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa metode functionalism bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
Motode-metode sosiologi tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali mempergunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya.
      C.Sosiologi Arti   dan Sejarah Perkembangannya
       1. Pengertian Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyrakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan itu.
       2.Melihat Sejarah Sosiologi Bergerak Merdeka
Sosiologi tidak cukup ditangani oleh seorang ahli hukum umpamanya atau seorang ahli ekonomi saja, tetapi memerlukan pengetahuan yang khusus sosiologi, sama saja halnya dengan seorang dokter hewan yang akan mengobati manusia atau dengan seorang ekonomi yang akan mengadili dipengadilan karena disini yang diperlukan ialah seorang ahli hukum yang berfungsi sebagai hakim. Apalagi dalam zaman modern ini, dimana juga sosiologi telah bercabang-cabang dan tiap cabang memerlukan keahlian khusus seperti juga terdapat dalam bidang kedokteran.
       Pada abad ke-17 ilmu alam menjadi ilmu yang merdeka pada abad ke-18 ilmu ekonomi, sedangkan ilmu masyarakat atau sosiologi baru dikenal sebagai ilmu sejak permulaan abad ke-19. Kebutuhan untuk memisahkan sosiologi dari ilmu-ilmu lainnya ini lebih tampak dan terasa pada masa revolusi abad ke-18 di Eropa yang mengganas dalam revolusi Prancis (1789-1799).
      3.Sosiologi Berbeda Menurut Bangsa dan Daerahnya
Sebagai juga sejarah berbeda dalam perkembangannya bagi setiap bangsa maka juga corak kemasyarakatan yang tidak lain dari pada buah sejarah bangsa itu, masing-masing berbeda satu sama lain.
       4.Sosiologi  dan Pikiran Manusia
Dalam masyarakat yang tumbuh itu juga fikiran manusia mendapat kemajuannya. Dimana ilmu alam asalnya menjadi dasar segala ilmu, maka kemudian dengan perhatian kepada ilmu kebudayaan dan sejarah, ilmu inilah juga yang member pandangan baru dalam sosiologi.
       5.Sosiologi dan Pertumbuhan Zaman
Tadi telah dikatakan bahwa terpencilnya sosiologi sebagai ilmu dengan lapangan dan tujuannya sendiri terjadi sejak abad ke-19 terutama sesudah Revolusi Prancis, sedangkan pikiran mengenai soal kehidupan masyarakat sama usianya dengan pikiran manusia sendiri artinya : sudah sejak manusia dilahirkan dan ditakdirkan untuk mencari hidup sendiri dengan usahanya sendiri.
      6. Sejarah dan Sosiologi
Sosiologi adalah lain daripada sejarah yang melihat kejadian bangsa dan dunia ini berturut-turut dalam gerakannya dan mencari pertalian anatara kejadian yang penting dalam sejarah itu. Sosiologi melihat kejadian-kejadian itu dalam waktu bersamaan. Untuk pelajaran sosiologi pandangan dan pengetahuan sejarah memberi penerangan terhadap keadaan dan tumbuhnya masyarakat sehingga sejarah merupakan bagian yang penting untuk dipelajari.
      7.Timbulnya Sosiologi dan Asal Perkataanya
Empirisme, yaitu pelajaran yang menjadikan penyelidikan dan pengalaman sebagai sumber pengetahuan dengan membuang takhyul dan segala apa yang tak berdasarkan akal dan pengalaman yang nyata pada abad pertengahan menjadi dasar pikiran di Inggris dan Eropa Barat lainnya. Bilamana ia mulai memancarkan pengaruhnya di italia maka di inggris lah ia telah mendapat lapangan untuk dapat tumbuh dan meluas dengan baik.
zaman itu juga dunia pengetahuan mengenal Francis Bacon di Inggris pada tahun 1561-1628, ahli politik dan filsafat. Ialah yang berpendapat untuk menguasai segala ilmu agar dapat juga menguasai dunia. Untuk belajar ilmu haruslah lebih dahulu terdapat suatu susunan fikiran dan pelajaran yang teratur, susunan secara sistematis dalam ilmu alam, biologi, pisiologi, tata Negara dan sebagainya.
      
8. Perkembangan Pengalaman Manusia dan Masyarakatnya di Indonesia
Di Indonesia dalam tahun 800-1000 M (Zaman Sriwijaya abad ke-7 sampai ke-13 di Sumatera). Kita kenal zaman pembangunan candi Borobudur, Prambanan, Mendut dan sebagainya, dan kegiatan yang dikerjakan oleh penduduk sekitar candi itu dipimpin oleh seorang ahli dari jawa yang belajar di india ataupun oleh seorang ahli yang datang dari india.
     Tahun 1000-1500 mengenangkan kita kepada zaman majapahit 1293 – 1400 dan datangnya agama islam. sisa agama hindu dan budha menyingkir ke daerah pedalaman (tengger, bali) dan sekalipun orang di jawa telah mulai memeluk agama islam khususnya dalam menjalankan ibadah (sembahyang, berpuasa), alam fikiran mereka pada umumnya masih banyak dipengaruhi kepercayaan Hindu, Budha dan animism, yakni yang percaya akan benda yang berjiwa seperti gunung, pohon-pohon besar, goa yang seram, laut, sungai dan sebagainya.
     Abad 1500-1900 di Indonesia dikenal sebagai akhir zaman kerajaan bumiputera yang berkuasa, dan kulit putih mulai berdatangan.
Hanya pada awal abad ke-20 ini, dalam tahun-tahun 1900-an Belanda berpikir untuk menyekolahkan anak-anak pribumi untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung.[1][3]    
         D.Sosiologi dan Perkembangannya
Sosiologi merupakan salah satu ilmu termuda dari cabang ilmu sosial. Istilah sosiologi sendiri muncul pertama kali dalam buku karangan Auguste Comte (1798-1857) yang berjudul ; Possitive Philosophy, yang terbit pada tahun 1842.
Sosiologi katanya harus didasarkan pada observasi ilmiah yang sistematis, bukan pada dogma/kitab-kitab suci dan spekulasi. Gagasan Comte ini lebih lanjut dikembangkan oleh H. Spencer yang menerbitkan bukunya yang berjudul Principles of Sosiology, pada tahun 1876, ia menerapkan teori evolusi dalam menganalisa masyarakat manusia yang kemudian menghasilkan suatu teori agung tentang evolusi sosial. Pada tahun 1883, seorang Amerika bernama Rester F. Ward menerbitkan buku yang berjudul Dynamic Sosiology. Ia mengisukan bahwa pembangunan sosial (social progress) terjadi melalui tindakan sosial yang jitu dan untuk itu para sosiolog berperan sebagai pembimbing.
Selanjutnya, sosiologi terus diusahakan pengembangannya oleh kalangan tertentu, dengan caranya sendiri-sendiri. Jurnal sosiologi mulai terbit di Amerika pada tahun 1895 yang sangat membantu usaha memperkenalkan sosiologi dan pada tahun 1905 terbentuklah The American Sosiological Society.
Secara singkat dapat dikatakan, bahwa pada umumnya orang melihat sosiolog sebagai pembimbing dan pengarah dengan dasar-dasar ilmiah bagi kemajuan dan pengembangan sosial. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila pada awal penerbitan jurnal sosiologi di Amerika itu, banyak rekomendasi pemecahan masalah sosial yang dimuat atau diberitakan.[2][4]


BAB III
PENUTUP
Simpulan :
sosiologi adalah sejarah yang melihat kejadian bangsa dan dunia untuk memberikan penerangan  terhadap keadaan dan tumbuhnya masyarakat sehingga sejarah merupakan bagian yang terpenting untuk di pelajari.


DAFTAR PUSTAKA

Wilo Huky, Pengantar Sosiologi, Surabaya, PT. Usaha Nasional, 1986.
Soerjono Soekanto, Cet. 3, Sosiologi Suatu Pengantar,  Jakarta, 1987.
Hasan Shadily, Perkembangan Sosiologi, Jakarta: PT. Rineka Karya, 1993.









0 komentar:

Posting Komentar