Makalah ini di sususn guna memenuhi
tugas mata kuliah sosiologi
Disusun oleh:
1.Ivana safitri (12014141009)
2.Aprilia
Tri wahyuni (12014141017)
3.Mualim (12014141035)
4.Latia Ayu permata
sari (1201414093)
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
SEJARAH
SOSIOLOGI DAN PERKEMBANGANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada
umumnya orang melihat sosiolog sebagai pembimbing dan pengarah dengan
dasar-dasar ilmiah bagi kemajuan dan pengembangan sosial. Auguste Comte
yang pertama-tama memakai istilah sosiologi adalah orang pertama yang
membedakan antara ruang lingkup dengan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dia menyusun suatu sistem matika dari filsafat
sejarah, dalam kerangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda-beda. Menurut Comte
ada tiga tahap perkembangan entelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan
dari tahap sebelumnya. Akhirnya sosiologi juga sering mempergunakan
metode functionalism.
Motode-metode sosiologi tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para
ahli sosiologi seringkali mempergunakan lebih dari satu metode untuk
menyelidiki objeknya. Setelah mendapatkan gambaran dan pokok-pokok tentang
ruang lingkup sosiologi berserta hubungannya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya
dan teori-teorinya, perlu dijelaskan cara-cara sosiologi mempelajari obyeknya,
yaitu masyarakat. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode,
yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Unsur-unsur sosiologi
tidak digunakan dalam suatu ajaran atau teori yang murni sosiologi akan tetapi
sebagai landasan untuk tujuan lain.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana gambaran tentang
sejarah dan teori-teori sosiologi
2.Bagaimana sosiologi dan sejarah perkembangannya
3.Apa arti sosiologi dan perkembangannya
C.Tujuan
1.untuk mengetahui gambaran tentang sejarah dan teori sosiologi
2.untuk mengetahui bagaimana perkembangan sosiologi
3.untuk menegetahui lebih dalam arti sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Ringkas Tentang Sejarah Teori-Teori Sosiologi
Suatu teori pada hakikatnya merupakan antara dua fakta
atau lebih atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut
merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara
empiris. Oleh sebab itu, dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu teori
merupakan hubungan antara dua variable atau lebih, yang telah diuji
kebenarannya. Suatu variable merupakan karakteristik dari orang-orang,
benda-benda atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda, seperti
misalnya, usia, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Teori-teori tersebut
mempunyai beberapa kegunaan, antara lain :
a. Suatu teori atau beberapa teori merupakan ikhtisar daripada hal-hal yang
telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut objek yang dipelajari
sosiologi.
b.Teori memberikan petunjuk-petunjuk
terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang memperdalam pengetahuannya
dibidang sosiologi.
c.Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang
dipelajari oleh sosiologi.
d.Suatu teori akan sangat berguna dalam memgembangkan
sistem klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta memperkembangkan
definisi-definisi yang penting untuk penelitian.
e.Pengetahuan teoritis memberikan
kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan proyeksi sosial, yaitu usaha untuk
dapat mengetahui kearah mana masyarakat akan berkembang, atas dasar fakta yang
diketahui pada masa yang lampau dan pada dewasa ini.
2.Perhatian terhadap Masyarakat Sebelum Comte
Sosiologi dapat dikatakan
merupakan suatu ilmu pengertian yang relative muda usianya, karena baru
mengalami perkembangan sejak masanya Comte tersebut.
Seorang filosof barat yang untuk
pertama kalinya menelaah masyarakat secara sistematis adalah Plato (429-347
S.M), Seorang filosof romawi. Sebetulnya plato bermaksud untuk merumuskan suatu
teori tentang bentuk Negara yang bercita-citakan, yang organisasinya didasarkan
pada pengamatan yang kritis terhadap sistem-sistem sosial yang ada pada
zamannya. Plato menyatakan, bahwa masyarakat sebenarnya merupakan refleksi dari
manusia perorangan. Intelegensia merupakan unsur pengendali,sehingga suatu
Negara juga merupakan refleksi dari ketiga unsur yang berimbang atau serasi
tadi.
3.Sosiologi Auguste Comte (1798-18530
Auguste Comte yang pertama-tama memakai istilah : sosiologi adalah orang
pertama yang membedakan antara ruang lingkup dengan isi sosiologi dari ruang
lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dia menyusun suatu system matika
dari filsafat sejarah, dalam kerangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda-beda.
Menurut Comte ada tiga tahap perkembangan entelektual, yang masing-masing
merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Petama dinamakan tahap teologis
yaitu suatu tahap dimana mana manusia menafsirkan gejala-gejala di
sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan-kekuatan yang di
kendalikan roh dewa-dewa atau tuhan yang maha kuasa. Tahap kedua yang merupakan
prkembangan dari perkembangan dari tahap pertama, adalah tahap mrtafisik. Pada
tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat
kekuatan-kekutan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat di ungkapkan.
Pada tahap ini manusia masih terikat oleh cita-cita tanpa verifikasi, oleh
karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas
tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
Gagasan tentang adanya ketiga tahap tersebut, walaupun merupakan suatu
fiksi, akan tetapi hal itu memberikan penerangan tehadap pikiran manusia, serta secara psikologis merupakan suatu
perkembangan yang penting. Ketiga tahap tadi dapat memenuhi fikiran manusia
pada saat yang bersamaan, di mana kadang-kadang tiumbul
pertentangan-pertentangan. Mengkaitkan industrialisasi dengan tahap tahap
ketiga dari perkembangan fikiran manusia. Secara logis, maka dalam masa
industri tersebut akan terjadi perdamaian yang kekal.
B. Metode-metode dalam Sosiologi
Setelah mendapatkan gambaran dan pokok-pokok tentang ruang lingkup
sosiologi berserta hubungannya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya dan
teori-teorinya, perlu dijelaskan cara-cara sosiologi mempelajari obyeknya,
yaitu masyarakat. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode,
yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan
bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain
yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata
didalam masyarakat. Didalam metode kualitatif termasuk metode historis dan
metode komparatif yang keduanya dikombinasikan menjadi historis komparatif.
Metode historis mempergunakan analisa atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam
untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam serta
sebab-sebabnya. Perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan tersebut bertujuan
untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perikelakuan masyarakat pada masa
silam dan masa masyarakat beserta bidang-bidangnya, untuk memperoleh
perbedaan-perbedaan dan persamaan sekarang.
Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka,
sehingga gejala-gejala yang ditelitinya dapat diukur dengan mempergunakan
skala-skala, indeks, table-tabel dan formula-formula yang semuanya itu sedikit
banyaknya mempergunakan ilmu pasti atau matematika. Metode kuantitatif adalah
metode statistic yang bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis.
Akhirnya sosiologi juga sering
mempergunakan metode functionalism. Secara singkat dapat
dijelaskan bahwa metode functionalism bertujuan untuk meneliti kegunaan
lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
Motode-metode sosiologi tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para
ahli sosiologi seringkali mempergunakan lebih dari satu metode untuk
menyelidiki objeknya.
C.Sosiologi Arti dan Sejarah Perkembangannya
1. Pengertian Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyrakat dan
menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan itu.
2.Melihat Sejarah Sosiologi Bergerak Merdeka
Sosiologi tidak cukup ditangani oleh seorang ahli hukum umpamanya atau
seorang ahli ekonomi saja, tetapi memerlukan pengetahuan yang khusus sosiologi,
sama saja halnya dengan seorang dokter hewan yang akan mengobati manusia atau
dengan seorang ekonomi yang akan mengadili dipengadilan karena disini yang
diperlukan ialah seorang ahli hukum yang berfungsi sebagai hakim. Apalagi dalam
zaman modern ini, dimana juga sosiologi telah bercabang-cabang dan tiap cabang
memerlukan keahlian khusus seperti juga terdapat dalam bidang kedokteran.
Pada abad ke-17 ilmu alam
menjadi ilmu yang merdeka pada abad ke-18 ilmu ekonomi, sedangkan ilmu
masyarakat atau sosiologi baru dikenal sebagai ilmu sejak permulaan abad ke-19.
Kebutuhan untuk memisahkan sosiologi dari ilmu-ilmu lainnya ini lebih tampak
dan terasa pada masa revolusi abad ke-18 di Eropa yang mengganas dalam revolusi
Prancis (1789-1799).
3.Sosiologi Berbeda Menurut Bangsa dan Daerahnya
Sebagai juga sejarah berbeda dalam perkembangannya bagi setiap bangsa maka
juga corak kemasyarakatan yang tidak lain dari pada buah sejarah bangsa itu,
masing-masing berbeda satu sama lain.
4.Sosiologi dan
Pikiran Manusia
Dalam masyarakat yang tumbuh itu juga fikiran manusia mendapat kemajuannya.
Dimana ilmu alam asalnya menjadi dasar segala ilmu, maka kemudian dengan
perhatian kepada ilmu kebudayaan dan sejarah, ilmu inilah juga yang member
pandangan baru dalam sosiologi.
5.Sosiologi dan Pertumbuhan Zaman
Tadi telah dikatakan bahwa terpencilnya sosiologi sebagai ilmu dengan
lapangan dan tujuannya sendiri terjadi sejak abad ke-19 terutama sesudah
Revolusi Prancis, sedangkan pikiran mengenai soal kehidupan masyarakat sama
usianya dengan pikiran manusia sendiri artinya : sudah sejak manusia dilahirkan
dan ditakdirkan untuk mencari hidup sendiri dengan usahanya sendiri.
6. Sejarah dan Sosiologi
Sosiologi adalah lain daripada sejarah yang melihat kejadian bangsa dan
dunia ini berturut-turut dalam gerakannya dan mencari pertalian anatara
kejadian yang penting dalam sejarah itu. Sosiologi melihat kejadian-kejadian
itu dalam waktu bersamaan. Untuk pelajaran sosiologi pandangan dan pengetahuan
sejarah memberi penerangan terhadap keadaan dan tumbuhnya masyarakat sehingga sejarah
merupakan bagian yang penting untuk dipelajari.
7.Timbulnya Sosiologi dan Asal Perkataanya
Empirisme, yaitu pelajaran yang menjadikan penyelidikan dan pengalaman
sebagai sumber pengetahuan dengan membuang takhyul dan segala apa yang tak
berdasarkan akal dan pengalaman yang nyata pada abad pertengahan menjadi dasar
pikiran di Inggris dan Eropa Barat lainnya. Bilamana ia mulai memancarkan
pengaruhnya di italia maka di inggris lah ia telah mendapat lapangan untuk
dapat tumbuh dan meluas dengan baik.
zaman itu juga dunia pengetahuan mengenal Francis Bacon di Inggris pada
tahun 1561-1628, ahli politik dan filsafat. Ialah yang berpendapat untuk
menguasai segala ilmu agar dapat juga menguasai dunia. Untuk belajar ilmu
haruslah lebih dahulu terdapat suatu susunan fikiran dan pelajaran yang
teratur, susunan secara sistematis dalam ilmu alam, biologi, pisiologi, tata
Negara dan sebagainya.
8. Perkembangan Pengalaman Manusia dan Masyarakatnya di Indonesia
Di Indonesia dalam tahun 800-1000 M (Zaman Sriwijaya abad ke-7 sampai ke-13
di Sumatera). Kita kenal zaman pembangunan candi Borobudur, Prambanan, Mendut
dan sebagainya, dan kegiatan yang dikerjakan oleh penduduk sekitar candi itu
dipimpin oleh seorang ahli dari jawa yang belajar di india ataupun oleh seorang
ahli yang datang dari india.
Tahun 1000-1500 mengenangkan kita
kepada zaman majapahit 1293 – 1400 dan datangnya agama islam. sisa agama hindu
dan budha menyingkir ke daerah pedalaman (tengger, bali) dan sekalipun orang di
jawa telah mulai memeluk agama islam khususnya dalam menjalankan ibadah
(sembahyang, berpuasa), alam fikiran mereka pada umumnya masih banyak
dipengaruhi kepercayaan Hindu, Budha dan animism, yakni yang percaya akan benda
yang berjiwa seperti gunung, pohon-pohon besar, goa yang seram, laut, sungai
dan sebagainya.
Abad 1500-1900 di Indonesia
dikenal sebagai akhir zaman kerajaan bumiputera yang berkuasa, dan kulit putih
mulai berdatangan.
Hanya pada awal abad ke-20 ini, dalam tahun-tahun 1900-an Belanda berpikir
untuk menyekolahkan anak-anak pribumi untuk belajar membaca, menulis, dan
berhitung.[1][3]
D.Sosiologi dan Perkembangannya
Sosiologi merupakan salah satu ilmu termuda dari cabang ilmu sosial.
Istilah sosiologi sendiri muncul pertama kali dalam buku karangan Auguste Comte
(1798-1857) yang berjudul ; Possitive Philosophy, yang terbit pada tahun 1842.
Sosiologi katanya harus didasarkan pada observasi ilmiah yang sistematis,
bukan pada dogma/kitab-kitab suci dan spekulasi. Gagasan Comte ini lebih lanjut
dikembangkan oleh H. Spencer yang menerbitkan bukunya yang berjudul Principles
of Sosiology, pada tahun 1876, ia menerapkan teori evolusi dalam menganalisa
masyarakat manusia yang kemudian menghasilkan suatu teori agung tentang evolusi
sosial. Pada tahun 1883, seorang Amerika bernama Rester F. Ward menerbitkan
buku yang berjudul Dynamic Sosiology. Ia mengisukan bahwa pembangunan sosial
(social progress) terjadi melalui tindakan sosial yang jitu dan untuk itu para
sosiolog berperan sebagai pembimbing.
Selanjutnya, sosiologi terus diusahakan pengembangannya oleh kalangan
tertentu, dengan caranya sendiri-sendiri. Jurnal sosiologi mulai terbit di
Amerika pada tahun 1895 yang sangat membantu usaha memperkenalkan sosiologi dan
pada tahun 1905 terbentuklah The American Sosiological Society.
Secara singkat dapat dikatakan, bahwa pada umumnya orang melihat sosiolog
sebagai pembimbing dan pengarah dengan dasar-dasar ilmiah bagi kemajuan dan
pengembangan sosial. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila pada awal
penerbitan jurnal sosiologi di Amerika itu, banyak rekomendasi pemecahan
masalah sosial yang dimuat atau diberitakan.[2][4]
BAB III
PENUTUP
Simpulan :
sosiologi adalah sejarah yang melihat kejadian bangsa dan dunia untuk
memberikan penerangan terhadap keadaan
dan tumbuhnya masyarakat sehingga sejarah merupakan bagian yang terpenting
untuk di pelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Wilo Huky, Pengantar
Sosiologi, Surabaya, PT. Usaha Nasional, 1986.
Soerjono Soekanto, Cet.
3, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, 1987.
Hasan Shadily, Perkembangan
Sosiologi, Jakarta: PT. Rineka Karya, 1993.
0 komentar:
Posting Komentar