Sabtu, 03 Januari 2015

Program pemerintah swasta dan Implementasi TIK dalam PLS






PROGRAM PEMERINTAH SWASTA DAN 
IMPLEMENTASI TIK DALAM PLS

PENYUSUN :
1.             FERRY WAHYU PRASETYA        1201414027
2.             FEBRIA TRI HIDAYATI                 1201414031
3.             YUNITA LESTARI                         1201414033
4.             MUALIM                                        1201414035



PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
i









 
KATA PENGANTAR


Assalamu’akaikum wr.wb

            Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada kami, karena dapat menyeselaikan makalah yang berjudul “program pemerintah dan swasta dalam implementasi TIK untuk PLS” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
            Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Yoga eska pambudi utama,S.Kom sebagai dosen pengampu mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Dengan dasar tersebut maka kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak yang berkepentingan untuk kesempurnaan makalah ini.
            Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi kepada pembaca untuk mengembangkan wawasan serta peningkatan pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum wr.wb


                                                                                    Semarang, 12 oktober 2014

penyusun

ii







1.    LATAR BELAKANG
Era Globalisasi menyebabkan munculnya kebutuhan–kebutuhan individu yang beragam, hal ini berkaitan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang berpengaruh kepada setiap aspek kehidupan. Berbagai aspek kehidupan menyesuaikan kepada perkembangan teknologi informasi untuk menciptakan berbagai kemudahan agar individu mampu memenuhi kebutuhannya.
Seperti tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 13 ayat (1) pendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui tiga jalur. Ketiga jalur tersebut adalah jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dibandingkan dengan jalur pendidikan formal, penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada pendidikan nonformal dapat dianggap minim. Dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas penerapan TIK pada pendidikan nonformal diharapkan TIK dapat membawa kepada perluasan akses, meningkatkan kepercayaan diri para peserta didik, membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menarik, serta berbagai efek positif lainnya.
     Pada umumnya sasaran pendidikan luar sekolah  adalah masyarakat miskin, putus sekolah,buta huruf, terletak di pedalaman terpencil yang kesulitan untuk mengakses sekolah,dan berbagai permasalahan lainnya. Melihat berbagai karakteristik tersebut mungkin pikiran pertama yang akan muncul adalah sikap apatis. Bagaimana mungkin TIK yang identik sebagai sebuah teknologi yang mahal dan rumit dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan yang justru ditujukan untuk warga masyarakat yang berasal dari kalangan ekonomi lemah dengan tingkat pendidikan rendah?
1
 
2.        RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana konsep teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan luar sekolah ?
2.      Bagaimana peran teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan?
3.      Bagaimana aplikasi TIK dalam pendidikan luar sekolah ?

3.        TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah mempunyai tujuan,yaitu sebagai berikut :
1.      Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui konsep teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan luar sekolah.
2.      Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui peran teknologi informasi dan komukasi dalam pendidikan.
3.      Mahasiswa diharapkan mengetahui aplikasi TIK dalam pendidikan luar sekolah.









2
 
BAB II
PEMBAHASAN

1.    Konsep teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan.
Dalam praktek di lembaga – lembaga baik formal maupun non formal, TIK  meliputi komputer, laptop, network komputer, printer, scanner, video/DVD player, kamera digital, tape/CD, interaktive whiteboard/smartboard. Dengan demikian perlu ditegaskan bahwa peran TIK adalah sebagai sumber enabler atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Jadi TIK merupakan sarana untuk mencapai tujuan,bukan tujuan itu sendiri.
Morsund dalam UNESCO (2003) mengemukakan cakupan TIK secara rinci yang meliputi sebagai berikut:
·  piranti keras dan piranti lunak komputer serta fasilitas telekomunikasi
·  mesin hitung dari kalkulator sampai super komputer
·   perangkat proyektor / LCD
·  LAN (local area network) dan WAN (wide area networks)
·  Kamera digital, games komputer, CD, DVD, telepon selular, satelit telekomunikasi dan serat optik
·  mesin komputer dan robot
sejatinya TIK memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan khususnya dibidang pendidikan. DEPDIKNAS paling tidak menyebutkan ada 7 fungsi TIK dalam pendidikan yaitu : sebagai sumber belajar, sebagai alat bantu belajar, sebagai fasilitas pembelajaran, sebagai standar kompetensi, sebagai sistem administrasi, sebagai pendukung keputusan, dan sebagai infrastuktur.

UNESCO telah mengidentifikasi ada empat tahap dalam sistem pendidikan yang mengadopsi TIK yaitu :
a.    Tahap emerging : yaitu perguruan tinggi/sekolah berada pada tahap awal. Pendidik dan tenaga kependidikan mulai menyadari, memilih/membeli, atau menerima donasi untuk pengadaan sarana dan prasarana (supporting work performance)
b.    Tahap applying : yaitu perguruan tinggi/sekolah memiliki pemahaman baru akan kontribusi TIK. Pendidik dan tenaga kependidikanu menggunakan TIK dalam manajemen sekolah dan kurikulum (enhancing traditional teaching)
c.    Tahap infusing : yaitu melibatkan kurikulum dengan mengintegrasikan TIK. Perguruan tingi/sekolah mengembangkan teknologi berbasis komputer dalam lab,  kelas, dan administrasi. Pendidikan dan tenaga pendidik mengeksplor melalui pemahama baru, dimana TIK mengubah produktivitas profesional (fasilitating learning).
d.   Tahap Transforming : yaitu perguruan tinggi atau sekolah telah memanfaatkan TIK dalam seluruh organisasi. Pendidikan dan tenaga pendidik menciptakan lingkungan belajar yang integratif dan kreatif (creating innovative learning environment) melalui TIK.
Pemanfaatan TIK dalam pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai mode yang dikenal dengan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ). PTJJ merupakan alternatif model dalam  proses pembelajaran yang memberikan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk belajar “kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja”.
2.    peran teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan luar sekolah
Beberapa peran teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan luar sekolah adalah sebagai berikut :
A.      TIK yang mampu meningkatkan harkat, martabat dan kepercayaan diri peserta didik.

Pada dasarnya perasaan bangga dan percaya diri yang dirasakan juga akan muncul pada peserta didik paket C saat mampu menyalakan dan mematikan komputer atau kamera digital. Seorang peserta didik program keaksaraan fungsional (pemberantasan buta huruf) akan merasa sangat bangga saat ia bisa mengetikan pesan singkat melalui telepon seluler dan mengirimkannya kepada keluarganya.
Kurangnya kepercayaan diri inilah yang merupakan salah satu faktor mental yang membuat bangsa indonesia meras terbelakang,minder dan kalah dari bangsa bangsa lainnya. Pendidikan seharusnya dapat membangktkan kepercayaan diri peserta didik adalah warga masyaraka yang bermartabat dan bukan justrumembunuh kepercayaan diri.
B.       TIK yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Saat ini sedang terjadi euforia penerapan TIK di berbagai bidang. TIK identik dengan infrastruktur yang mahal dan rumit dengan biaya milyaran rupiah dibangun di instansi-instansi pemerintah maupun swasta. Sekolah dan perguruan tinggi dimanjakan dengan suplay sarana dan prasarana TIK. Tidak perlu dengan peralatan yang mahal berharga milyaran rupiah untuk sebuah lembaga pendidikan yang bahkan belum memiliki visi hendak digunakan untuk apa peralatan tersebut.
Yang paling penting adalah membuat peserta didik mengenal dan akrab dengan TIK dan biarkan mereka mengembangkan keinginan belajar lebih lanjut menjadi kebutuhan mereka sendiri lewat proses belajar dan penalaran tanpa paksaan apapun. Pembelajaran yang sederhana dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai peralatan TIK berharga murah justru akan membuat peserta didik tertarik untuk mempelajari lebih lanjut. Hal lain yang paling penting adalah menunjukkan bahwa TIK dapat meningkatkan kualitas hidup mereka bahkan memberikan penghasilan lebih.
Dengan menjadikan TIK sebagai kebutuhan maka keinginan untuk mempelajari lebih lanjut dan mengembangkan skill dan knowladge mereka akan muncul dengan sendirinya. Peran Satuan-satuan pendidikan non formal sebagai pemicu dan memberi wawasan inilah yang justru lebih penting daripada menyediakan sarana dan prasarana berharga mahal tetapi tidak sesuai dengan kebutuhannya. 
     

C.   TIK sebagai Konten Pembelajaran dan Sumber Daya Manusia yang Memadai
Pengembangan perangkat lunak edukasi, bahan belajar multimedia interaktif, VCD/DVD pembelajaran yang murah namun berkualitas, situs dengan konten pembelajaran yang diperlukan peserta didik memerlukan peran serta tidak hanya dari para pelaku TIK namun juga setiap orang yang peduli akan pendidikan.Mengingat sebagian besar masyarakat kita tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai penggunaan internet dalam pendidikan akan jauh lebih optimal apabila didukung oleh banyaknya situs yang menyediakan konten pembelajaran dalam bahasa Indonesia.

3.    Aplikasi TIK dalam pendidikan luar sekolah
1.         Pembelajaran Kejar Paket C berbasis ICT
Merupakan salah satu program kelompok kerja (Pokja) Kesetaraan BP-PLSP Regional I. Program ini difasilitasi oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Ditjen PLS, Depdiknas, melalui dana block grant perluasan akses pendidikan kesetaraan dengan memanfaatkan information and communication technology (ICT) tahun 2006. Produk daripada program Pembelajaran Paket C berbasis ICT yaitu Aplikasi.
Pembelajaran Paket C Berbasis Web mewakili peserta didik hanya mendaftar melalui internet dan tak perlu datang secara langsung ke penyelenggara. Pembelajaran juga melalui internet dan seluruh modul-modul dapat didownload. Untuk menguji tingkat kompetensi peserta didik disediakan soal-soal untuk dikerjakan dan secara langsung dapat diketahui skor setelah usai mengerjakan.

Sasaran program ini tidak hanya dimanfaatkan oleh peserta didik pada kelompok belajar Paket C yang dikelola BP-PLSP Regional I tapi juga melayani kelompok-kelompok belajar yang dikelola SKB di Kabupaten/Kota, PKBM dan satuan pendidikan nonformal lainnya. Modul dan soal yang disediakan dapat diakses oleh peserta didik setelah melakukan registrasi terlebih dahulu.
Setiap satu topik materi diadakan ujian secara online dan peserta didik dapat langsung mengetahui jawabannya. Apabila skornya 60 maka dinyatakan lulus dan berhak mengikuti pembelajaran berikutnya. Apabila skornya dibawah 60 maka dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang. 
2.    Teknologi Radio Paket      
Terkait dengan masalah infrastruktur penunjang teknologi informasi, terdapat beberapa pilihan yang dapat dilakukan, tapi salah satu solusi yang tepat melihat situasi serta kondisi masyarakat yang menjadi sasarannya adalah dengan menggunakan konsep yang ditelurkan oleh tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yaitu dengan menggunakan teknologi Radio Paket. Dengan menggunakan teknologi ini kita sudah dapat membangun suatu jaringan komputer dengan biaya murah serta mudah. Selain itu teknologi ini dapat digunakan di daerah-daerah yang belum dijangkau oleh koneksi dial-upnya telkom. Tentu saja pembangunan ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah daerah.
Perangkat-perangkat informasi seperti Situs, e-learning serta sistem informasi pendidikan luar sekolah juga menjadi poin yang penting untuk dikembangkan sebab dari sanalah semua bahan dan informasi mengenai pendidikan luar sekolah didapatkan.

Walaupun kita telah dapat merealisasikan infrastruktur serta perangkatnya, hal tersebut menjadi tidak berguna apabila tidak ditunjang oleh SDM yang baik. Untuk mewujudkan SDM yang baik terutama dalam menggunakan perangkat teknologi informasi diperlukan pelatihan serta sosialisasi mengenai hal tersebut. Mungkin bagi stakeholder atau pelaksana teknis di bidang pendidikan luar sekolah, pelatihan berbasis teknologi informasi bukanlah barang baru. Sebab BPPLSP Regional V Makassar misalnya telah beberapa kali melaksanakan pelatihan seperti itu, tapi bagaimana bagi tutor atau peserta paket A, B, C misalnya. Pasti belum banyak yang mengenal hal tersebut. Oleh karena itu perlu dipikirkan suatu konsep yang dapat mengintegrasikan pengetahuan mengenai teknologi informasi pada seluruh lapisan masyarakat.
BPPLSP Regional V Makassar sendiri sebagai perpanjangan pemerintah pusat di daerah yang bertanggung jawab dibidang pendidikan luar sekolah telah berusaha mengembangkan perangkat-perangkat penunjang untuk penyebaran informasi pendidikan luar sekolah diantaranya pengembangan website, Pengembangan sistem informasi pendidikan luar sekolah, e-learning pendidikan luar sekolah. Sedangkan untuk ke depan BPPLSP Regional V telah merencanakan membuat suatu komunitas berbasis teknologi informasi di lingkup propinsi hingga pedesaan dalam program Cyber Village.
3.       Pengembangan Televisi Pendidikan Indonesia untuk Pendidikan Luar Sekolah
Sejak REPELITA 1 sebenarnya pemerintah sudah berniat untuk mengembangkan siaran radio dan televisi pendidikan untuk peningkatan mutu sekolah dasar. Untuk keperluan itu berbagai studi dan langkah persiapan, termasuk pelaksanaan proyek perintisan telah pula dilakukan, dan sejumlah kebijakan telah pula di gariskan. Bahkan untuk pertama kali media pendidikan dicantumkan dalam Ketetapan MPR mengenai Garis Besar Haluan Negara, dimana ditentukan bahwa “media pendidikan serta fasilitas lainnya perlu terus disempurnakan, ditingkatkan, dan lebih didayagunakan.” (MPR-RI, 1988:70).

Bila kita kaji secara empirik , kita mengenal tiga macam strategi pengembangan penggunaan media komunikasi masa, terutama televisi,  untuk keperluan pendidikan dan atau komunikasi pembangunan, yaitu strategi perintisan atau percontohan, strategi penahapan dan strategi serentak. Strategi perintisan atau percontohan memang mempunyai landasan ilmiah yang lebih mantap karena berbagai komponen pengembangan dicobakan, dinilai, dan disempurnakan. Namun sering kali kegiatan perintisan ini diselenggarakan dalam skala yang terlalu kecil sehingga kurang mendapt arti secara nasional. Oleh karena itu sering kali tidak dapat “tinggal landas” untuk di difusikan secara meluas.
contoh kategori siaran pendidikan luar sekolah :
a)    Among Tani
Sasaran : warga pedesaan
Isi : bimbingan dan penyuluhan dalam bidang pertanian, termasuk perkebunan, peternakan, perikanan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi, serta pengolahan dan pemasarannya.
Kriteria : instruksional disertai peragaan, visualisasi dan simulasi.
b)   . Para Pemuda
Sasaran : pemuda dan remaja
Isi : bimibngan untuk meimilih dan membina karir, di utamakan karir untuk berwiraswasta dan wirausaha
Kriteria : instruksional disertai fragmen, uraian, peragaan dan ilustrasi.
Produksi dan pengadaan paket siaran. Yang dimaksud dengan produksi adalah membuat paket siaran sendiri (di dalam Negeri) berdasarkan naskah yang telah di rancang sesuai dengan kriteria mata acara. Sedangkan yang dimaksud dengan pengadaan paket siaran adalah pembelian atau perolehan rekaman yang sudah jadi, dan yang dinilai sesuai dengan kriteria mata acara dan kriteria penyiaran. 





 
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.    KESIMPULAN
Sejatinya TIK memiliki potensi yang besar untuk dapat dimanfaatkan khususnya di bidang pendidikan. Depdiknas paling tidak menyebutkan tujuh fungsi TIK dalam pendidikan , yaitu sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, dan sebagai infrastruktur.
Beberapa peran teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan luar sekolah adalah :
Ć¼ TIK yang mampu meningkatkan harkat, martabat dan kepercayaan diri peserta didik
Ć¼ TIK yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Ć¼ TIK sebagai Konten Pembelajaran dan Sumber Daya Manusia yang Memadai

Berbagai Aplikasi TIK dalam pendidikan luar sekolah :
Ć¼ Pembelajaran Kejar Paket C berbasis ICT
Ć¼ Teknologi Radio Paket       
Ć¼ Pengembangan Televisi Pendidikan Indonesia untuk Pendidikan Luar Sekolah.





 


2.    SARAN

Beberapa saran yang dikemukakan untuk mendukung keberhasilan penyelenggara pendidikan berbasis TIK adala sebagai berikut :
1.      Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pendidikan baik formal,informal,ataupun non formal menjadi hal yang mutlak mengingat kondisi permasalahan pendidikan yang sangat kompleks. Pendidikan berbasis TIK hanya akan berhasil jika dikelola dengan cara sistematis,terencana,dan terintergasi.
2.      Penyelenggaraan aplikasi TIK dalam pendidikan luar sekolah masih perlu membutuhkan dukungan dari pihak pemerintah dan swasta,serta masyarakat.



















 
DAFTAR PUSTAKA

·      Warsita, Bambang, 2008, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, Rineka  Cipta, Jakarta
·      file:///E:/tik ref/Peranan Teknologi Pendidikan dalam Pendidikan Luar Sekolah_arrahmatade0.htm
·      file:///E:/tik ref/Pemanfaatan ICT dalam Pendidikan _adietekkinerja Weblog.htm

 

1 komentar:

  1. How to make money from gambling, how to make money on
    It's not just how much ąø«ąø²ąø£ąø²ąø¢ą¹„ąø”้ą¹€ąøŖąø£ิąø” money you 1xbet korean can win with a casino, it's also ė°”ģ¹“ė¼ the amount you can win on slot machines. That's what makes a beginner's money

    BalasHapus